Sunday, March 6, 2011

Perdebatan Injil Barbanas

Asal-usul dan sumber-sumber Injil Barnabas
oleh John Gilchrist

(Terjemahan ke karya John Gilchrist yang bertajuk
Origins and Sources of the Gospel of Barnabas ")

SATU ANALISIS MENGENAI INJIL BARNABAS

Pendahuluan1. Apakah Barnabas penulis sebenarnya?
2. Bukti-bukti mengenai asal-usulnya dari abad pertengahan
3. Bukti-bukti lain yang menentang ketulenannya.
4. Siapakah penulis sebenar kitab yang palsu ini ?
Bibliografi: Buku-buku dan artikel-artikel

endahuluan
Meskipun dewasa ini, Injil Barnabas telah beredar luas ke dunia pengaruh Islam dalam berbagai terjemahan, sebagian besar kaum Muslim belum pernah melihat salinan kitab ini dengan mata sendiri. Akan tetapi, pengetahuan mengenai kuwujudannya agak luas di kalangan Islam.
Sejak tahun 1973, terjemahan Injil Barnabas dalam bahasa Inggris oleh Lonsdale dan Laura Ragg telah dicetak ulang oleh Begum Aisha Bawany Wakf di Pakistan dan beberapa naskah-naskah yang dicetak ulang ini telah dibagikan luas di dunia. Akan tetapi, kebanyakan kaum Muslim jahil mengenai kitab ini dan isinya.
Kondisi ini seperti kejahilan yang girang. Sudah terlalu lama, kaum Muslim telah diyakinkan bahwa kitab inilah yang memiliki ajaran sebenarnya tentang kehidupan dan ajaran Hazrat Isa. Kitab ini menyatakan bahwa Hazrat Isa bukan Anak Allah, tidak disalibkan, dan telah mengisyaratkan kedatangan Muhammad. Akibatnya, beberapa orang Muslim percaya bahwa inilah Injil yang sebenarnya diturunkan kepada Hazrat Isa. Sebaliknya, Injil Barnabas tidak menuntut dirinya sebagai Injil itu, tetapi membedakan dirinya dengan kitab yang diberikan kepada Hazrat Isa. Paragraf di bawah menunjukkan perbedaan yang nyata ini:
Malaikat Jibril mempersembahkan kepadanya sebuah kitab seolah-olah ianya satu cermin yang berkilauan, yang telah turun ke dalam hati Hazrat Isa, di mana dia berpengetahuan mengenai apa yang telah dilakukan dan dititahkan Allah. Semua apa yang telah ditakdirkan Allah, semuanya dijelaskan dan dibuka kepadanya; sambil dia berpesan kepada aku: 'Percayalah, Barnabas, bahwa aku kenal setiap nabi dengan setiap wahyunya, kebanyakan yang aku berfirman mengenai kesemuanya telah datang dari kitab itu'. (Injil Barnabas, ms.9)
Orang Muslim lain berpendapat bahwa Injil Barnabas adalah "perjanjian asal" dan kaum Kristen telah menggantinya dengan "Perjanjian Baru". Sikap begini menunjukkan sikap kejahilan yang nyata, bukan saja terhadap Injil Barnabas, malah juga ke bangunan isi Al-Kitab Kristen, yaitu Bible.
Karena kami yakin bahwa kejahilan adalah satu kejahatan - tidak kira betapa girangnya - dan ia adalah pembantu kepada kesilapan, kami berpendapat adalah wajib kami kemukakan fakta-fakta mengenai Injil Barnabas kepada kaum Muslim di mana-mana juga, dan tunjukkan bahwa kitab ini adalah hasil gubahan Zaman Pertengahan. Kaum Muslim patut mengaku sekaligus bahwa Injil Barnabas tidak ada apa-apa nilai sejarah pun dan harus menolaknya sebagai catatan benar mengenai kehidupan dan ajaran Nabi Hazrat Isa demi kebenaran.
Buku kecil ini tidak bertujuan untuk menambah kepada kajian-kajian yang dikendalikan oleh golongan terpelajar di dalam dunia Kristen secara pengetahuan latar belakang dan asal-usul Injil Barnabas. Untuk kegiatan tersebut, kami sangat terhutang budi kepada keluarga Raggs yang menjadi orang pertama menerjemahkan Injil Barnabas dan juga kepada Gairdner, Jomier serta Slomp yang telah berusaha keras dalam nama kebenaran membawa kepada kita bukti-bukti teguh mengenai kepalsuan Injil Barnabas. Akan tetapi, kami berusaha menyampaikan di sini ringkasan jelas kajian-kajian itu supaya saudara-saudari Muslim kami dapat menyaksikan bahwa Injil Barnabas itu adalah satu kepalsuan yang telah menjadi red herring (yaitu perbuatan menimbul perkara yang tidak ada kaitannya untuk mengalihkan perhatian dari pohon diskusi ) ke kegiatan apologetik Kristen-Muslim modern.
Kami berniat menyampaikan kepada komunitas Muslim walau dalam cara yang kecil, buah hasil penelitian ini karena kami benar-benar percaya bahwa adalah hal yang menyedihkan bagi siapa yang menerima kitab ini sebagai satu kesaksian benar mengenai kehidupan Kristus Yesus.
Karena kami percaya bahwa tidak ada pencinta kebenaran yang ingin tertipu buat selamanya, kami akan membuka rahasia asal-usul dan sumber Injil Barnabas kepada pembaca-pembaca Muslim. Kami percaya pembaca-pembaca akan menggunakan buku kecil ini dengan hasrat murni ingin mengetahui tentang Injil Barnabas dari segi keaslian dan zaman gubahannya - dan akan tiba ke satu kesimpulan yang adil dari bukti-bukti yang disediakan di dalam lembaran-lembaran buku ini.
1. Apakah Barnabas penulis sebenarnya?
Kitab ini mengaku dirinya sebagai satu Injil dan pengarangnya sebagai seorang rasul yang bernama Barnabas. Oleh itu, kita harus mulai dengan menyelidiki siapakah sebenarnya Barnabas dan adakah dia pengarang kitab ini? Untuk tujuan ini, kita harus membandingkan pengetahuan yang kita ada mengenai rasul Barnabas yang tulen di dalam Al-Kitab dengan pengakuan pengarang Injil Barnabas. Di dalam kitab Barnabas ini, dua review di awal dan penutupnya membantu kami untuk perjuangan ini. Mereka adalah:
Banyak, yang ditipu oleh Iblis, di bawah kepuraan beribadat, berbicara mengenai ajaran yang tidak beriman, menggelar Hazrat Isa sebagai anak Allah, membantahi khatan (sunat) yang ditentukan Allah selamanya, dan menghalalkan semua daging yang tidak suci: antaranya adalah Paulus yang juga terpedaya. (Injil Barnabas ms 2)
Ada di antaranya yang berbicara bahwa dia benar-benar mati, tetapi hidup kembali. Ada yang berbicara, dan masih berbicara, bahwa Hazrat Isa adalah anak Allah, di antara mereka adalah Paulus yang terpedaya. (Injil Barnabas ms .273)
Pengarang kitab ini menggunakan bahasa yang keras untuk mengumpat ajaran Paulus, khususnya mengenai khatan, hal penyaliban, kematian dan kebangkitan Hazrat Isa, dan kepercayaan Kristen bahwa Hazrat Isa adalah Anak Allah. Kitab ini dipenuhi dengan bicara-bicara yang dilemparkan terhadap ajaran-ajaran Paulus yang dimarahi pengarang kitab ini. Maka tidak heran bahwa penulis kitab ini terpisah jauhnya dari Paulus dan dasar agamanya serta bertentangan dengan khutbah dan ajarannya.
Inilah salah satu bukti yang menyanggah kesahihan kitab ini karena siapa yang menulisnya dengan senang menyertakan nama "Barnabas" sebagai pengarangnya, sedangkan dengan meneliti profil Barnabas secara singkat saja, sudah cukup untuk membuktikan bahwa rasul tersebut memang bukan pengarang kitab ini.
Dengan singkat, mari kita menyelidiki tentang sejarah Barnabas yang terkandung di dalam Al-Kitab. Dia hanya muncul di kalangan rasul-rasul setelah kenaikan Hazrat Isa ke surga saat gereja Kristen awal mulai bertapak di tanah Palestina. Sebagai tanda keimanan dan kasih sayang kepada saudara-saudaranya, dia telah menjual sebidang tanah miliknya dan menyerahkan hasil penjualannya kepada rasul-rasul untuk dibagi menurut kebijakan mereka ke saudara-saudara mereka yang kekurangan. Budi pekertinya telah menjadi satu sumber promosi mereka yang percaya dan rasul-rasul telah menamakan dia "Bar-nabas" yang berarti "anak penghiburan". Sebelum itu, dia hanya dikenal dengan nama umumnya Yusuf. (Kisah Para Rasul 4:36)
Di sini penulis Injil Barnabas telah membuat kesalahan pertamanya yang signifikan karena dia sangka di dalam kitabnya bahwa bukan saja Barnabas itu satu dari pengikut-pengikut Hazrat Isa saat pelayanannya di atas bumi, malah dia juga telah dikenal dengan nama "Barnabas" seluruh masa pelayanan Hazrat Isa . Lebih dari sekali di dalam kitab ini, Hazrat Isa didakwa menggelarkannya dengan nama Barnabas dan kali pertama ini terjadi adalah pada awal kitab ini. Ia berbunyi:
Hazrat Isa menjawab: 'Janganlah begitu sedih, wahai Barnabas; karena siapa yang telah dipilih Allah sebelum permulaan dunia tidak akan binasa' (Injil Barnabas, ms 21)
Sekarang sudah ternyata kesalahan zaman ( anachronisme ) yang membinasakan kemungkinan bahwa kitab ini ditulis oleh rasul Barnabas. Rasul-rasul hanya memberikannya nama "Barnabas" setelah kenaikan Hazrat Isa ke syurga akibat budi pekertinya. Akan tetapi, Injil Barnabas membuat Hazrat Isa memanggilnya dengan nama "Barnabas" lebih kurang tiga tahun sebelum kenaikan Hazrat Isa ke surga. Ini adalah satu bantahan serius - dan pada pandangan kami - satu kecelakaan kepada tuntutan bahwa kitab ini dikarang oleh rasul Barnabas.
Bila kita melakukan penelitian tentang kehidupan Barnabas, kami menemukan bukti lain yang memusnahkan dakwaan bahwa Barnabaslah penulis kitab ini. Kali kedua Barnabas muncul dalam kejadian-kejadian Gereja awal adalah saat kunjungan pertama Paulus kepada rasul-rasul di Yerusalem. Oleh karena rasul-rasul itu tahu akan kekerasan Paulus dalam penindasan dan penganiayaan Kristen di masa itu (karena mereka percaya bahwa Hazrat Isa adalah Anak Allah), rasul-rasul dan kaum Kristen lain mencurigai keikhlasan Paulus bertaubat kepada keimanan mereka. Memanglah satu hal yang membuka mata, di bawah keterangan serangan Injil Barnabas ke atas Paulus, untuk mengetahui siapakah sebenarnya yang bersusah-payah menjamin saudara-saudara di Yerusalem bahwa Paulus telah menjadi seorang pengikut:
Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya ke rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka, bagaimana Paulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Kisah Para Rasul 9:27
Kami sekarang dihadapi dengan satu jaringan bukti serius kedua yang menentang cadangan bahwa Barnabas adalah penulis "Injil" yang diberikan namanya. Cuma tujuh ayat terdahulu, kami baca bahwa saat Paulus sedang berbicara di khalayak orang ramai di dalam rumah ibadah yang berada di kota Damascus, "dengan segera dia menyatakan mengenai Hazrat Isa, 'Yesus adalah Anak Allah'." (Kisah Para Rasul 9:20). Bila Paulus datang ke Yerusalem, Barnabaslah yang bersemangat mempertahankan dia sebagai seorang pengikut Hazrat Isa.
Begitulah perbandingan yang begitu signifikan dengan kitab di mana pengarangnya, yang dikatakan sebagai Barnabas telah memarahi Paulus yang mengabarkan bahwa Hazrat Isa adalah Anak Allah. Tetapi Barnabas yang benar adalah orang-kanan Paulus; Paulus yang mengajar mengenai Hazrat Isa, Anak Allah di tempat umum. Barnabas inilah yang telah memperkenalkan dia di kota Yerusalem dan gigih berusaha meyakinkan rasul-rasul di sana mengenai kebenaran Paulus.
Kami akan menunjukkan di dalam buku ini kelak bahwa Injil Barnabas ditulis pertama kalinya tidak awal dari empat belas abad setelah Hazrat Isa dan pengarangnya, sesiapa dia, telah memilih nama Barnabas sebagai pengarang kitab palsu yang jahat ini. Peneliti-peneliti yang menyelidiki kitab ini secara mendalam (telah dinamakan awal tadi), telah mencoba menjawab juga pertanyaan kenapa penulis asli kitab ini menggunakan nama Barnabas sebagai pengarang andainya. Satu atau dua teori yang mungkin telah dikemukakan tetapi belum ada sebab-sebab yang wajar kenapa dia melakukannya.
Tetapi ada satu hal yang kami tahu - pengarang sebenar Injil Barnabas telah membuat pilihan yang paling teruk mengenai "pengarang" kitabnya yaitu Barnabas. Dia telah menulis kitab ini sebagai penentangan terhadap "Kekristenan / Kekristenan Ajaran Paulus", dan tanpa berpikir panjang, memilih sebagai pengarangnya orang yang selalu berada di sisi Paulus - Barnabas yang memuji dia sebagai pengikut Hazrat Isa dan mengesahkan khutbahnya ke mana-mana saja dia pergi . Secara terus terang, penulis Injil Barnabas yang menentang ajaran Paulus, telah memilih sebagai pengarang kitab ini orang yang mendukung paling aktif ajaran Paulus berbanding dengan orang yang lain saat pelayanan Paulus. Barnabas adalah saudara-darah Paulus dalam rohani. Pengarang sebenar kitab ini untuk kali kedua telah melakukan kesalahan signifikan dengan menyarankan rasul Barnabas sebagai pengarang "Injil" palsu yang dikarangnya sendiri.
Bila kita mendalami kehidupan Barnabas, hakikat ini menjadi lebih jelas. Saat jemaah di kota Yerusalem mendapat tahu yang jemaah di kota Antiokhia sedang membesar dengan sempurna, rasul-rasul telah memutuskan untuk mengirim Barnabas ke sana untuk mengambil-alih ajaran dan pengajaran mereka yang baru beriman. Tetapi Barnabas, menurut kehendak sendiri, telah memutuskan bahwa dia tidak dapat mengendalikan kerja ini seorang diri, dan perlu mendapat pertolongan seorang saudara seiman untuk kerja ini. Tanpa was-was, Barnabas terus pergi ke Tarsus di Asia Kecil untuk mencari Paulus dan justeru, membawa dia ke Antiokhia sebagai penolongnya dalam pengajaran di jemaat kota itu.:
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kisah Para Rasul 11:26
Di bawah pelayanan padu Paulus dan Barnabas, pengikut-pengikut Kristus pertama kali disebut Kristen - karena Barnabas memperjuangkan "Kekristenan / Kekristenan Ajaran Paulus" yang ditentang oleh Injil Barnabas.Setelah ini, Paulus dan Barnabas pergi ke kota Yerusalem dengan bantuan untuk saudara-saudara yang menghadapi kelaparan yang terjadi di situ saat pemerintahan kaisar Roma, Klaudius (Kisah Para Rasul 11:28-30).Setelah itu, Paulus dan Barnabas pulang ke Antiokhia (Kisah Para Rasul 12:25). Mereka terus memimpin gereja di sana dan kelak, dikirim oleh gereja untuk memberitakan Injil di daerah Galatia (sekarang dikenal sebagai bagian negara Turki).
Ke mana juga mereka pergi, mereka tetap berbicara bahwa Hazrat Isa adalah Anak Allah, dan Allah telah membangkitkannya dari kubur (Kisah Para Rasul 13:33). Akan tetapi, penulis Injil Barnabas ingin kita percaya bahwa Barnabas adalah seteru atau musuh ketat Paulus dalam hal-hal ini! Kami juga menemukan mereka menyampaikan bahwa hukum-hukum Yahudi yang membatasi (misalnya khitanan) tidak patut dipaksakan ke atas golongan bukan bangsa Yahudi dan tidak seharusnya menjadi satu kebutuhan untuk keselamatan. Peristiwa menarik yang terjadi di dalam pelayanan padu mereka direkam di dalam kata-kata berikut:
Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat munurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. (Kisah Para Rasul 15:1-2)
Beberapa orang Yudaiser (yaitu golongan orang Yahudi beragama Kristen yang percaya antaranya, bahwa sejumlah upacara-upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama masih berlaku ke atas gereja Perjanjian Baru) telah datang kepada kaum Kristen, dan menyatakan bahwa berkhatan (bersunat) itu perlu untuk keselamatan. Siapakah pula yang kami temui berbahas dengan mereka mengenai persoalan itu? Paulus dan Barnabas!
Akan tetapi, dalam Injil Barnabas, kita baca bahwa salah satu "dasar agama yang tidak beriman" yang dipegang Paulus adalah pembantahan kepada amalan berkhatan. Kami mengaku bahwa memang benar dia membantahi kewajiban praktek berkhatan untuk penyelamatan (Galatia 5:2-6) - tetapi orang utama yang mendukung dia tidak lain dari Barnabas! Sekali lagi pengarang kitab Barnabas telah membuat kesalahan dengan membuat Barnabas penulis kitabnya yang palsu.
Memang, menurut Injil Barnabas, Hazrat Isa dikatakan telah bersabda kepada pengikut-pengikutnya:
'Biarkan ketakutan kepada mereka yang tidak berkhatan, karena mereka memecat diri dari surga.' (Injil Barnabas, ms26)
Oleh itu, berkhatan adalah satu kewajiban untuk keselamatan manusia di dalam Injil Barnabas dan pengarangnya telah setuju akan dasar agama ini. Tetapi Barnabas yang benar telah terpadu dengan Paulus dan menentang kuat asas agama orang Yudaiser yang menyebut perihal berkhatan sebagai kewajiban untuk keselamatan. Jadi nyatalah sekarang bahwa Barnabas yang asli bukan pengarang kitab ini yang memakai namanya dan siapa yang mengarang kitab palsu ini telah menyalahgunakan namanya.
Penerbit kitab Injil Barnabas (Begum Aisha Bawany Wakf) memang sedar akan tujuan utama kitab ini yang menentang "Kekristenan / Kekristenan Ajaran Paulus". Di dalam apendiks bertajuk "Life and Message of Barnabas" mereka menuduh bahwa kutipan yang berkaitan dengan pembahasan masalah berkhatan menunjukkan argumentasi di antara Paulus dan Barnabas. Mereka memetik dari Kisah Para Rasul 15:2 dan tanpa malu mengulas: "Setelah perkelahian ini, terdapat perpisahan" di antara Paulus dan Barnabas (Injil Barnabas, ms 279). Tetapi sangat jelas bahwa argumentasi itu bukan di antara Paulus dan Barnabas mengenai masalah berkhatantetapi di antara orang dari Yudea yang memuliakan amalan berkhatan dengan Paulus dan Barnabas yang keras menentang PEMESONGAN agama Hazrat Isa oleh tradisi dan pembatasan yang tidak dapat menyelamatkan.Karena apendiks ini dapat ditemukan di semua edisi Injil Barnabas yang diterbitkan hari ini, kami harus berkata bahwa artikel itu cumalah Pendustaan yang sengaja terhadap hubungan sebenar di antara Paulus dan Barnabas. Penulis artikel itu telah mengabaikan suara hati dalam percobaannya memaksa teori Injil Barnabas bahwa Paulus dan Barnabas tidak setuju tentang ajaran agama yang dasar.
Tidak ada bukti kapan waktu yang menunjukkan pertengkaran di antara Paulus dan Bernabas mengenai ajaran agama yang dasar. Mereka pernah bertengkar mengenai hal pribadi yang kecil saja apabila Paulus tidak ingin membawa bersamanya Markus Yahya dalam perjalanan dakwah karena dia telah berpatah balik dahulu saat dalam perjalanan ke daerah-daerah Galatia (Kisah Para Rasul 15:38-40). Malah hal ini adalah hal pribadi yang jelas telah diselesaikan sebagaimana yang dapat dilihat di dalam kitab suci (Kolose 4:10 dan 2 Timotius 4:11). Di tempat lain, Barnabas didapati bersalah karena diskriminasinya bersama-sama orang Kristen bangsa Yahudi di Antiokhia apabila mereka enggan makan bersama-sama orang Kristen bukan bangsa Yahudi (Galatia 2:13). Paulus menegur keras perkara ini tetapi ini bukanlah mengenai hal-hal ajaran agama asas tetapi perhubungan umum di kalangan semua orang Kristen, tidak kira latar belakang mereka. Hal-hal ini tidak memiliki kaitan dengan kebijakan dasar agama yang disebar Paulus dan Barnabas - iaitu bantahan berkhatan sebagai satu kewajiban untuk diselamatkan, penyaliban dan kebangkitan Hazrat Isa dari kubur dan dasar agama yaitu Hazrat Isa adalah Anak Allah. Lebih tepat lagi, ada bukti menyeluruh bahwa Barnabas adalah tunggul dukungan semua ajaran agama yang diajar Paulus.
Surat Paulus kepada kaum Kristen yang berada di Galatia telah membantu kami mengerti kebenaran hakikat ini. Di dalam bab kedua kami baca bahwa Paulus dan Barnabas pergi ke kota Yerusalem - dan membawa bersama Titus dari bangsa Yunani yang tidak berkhatan, sebagai kasus percobaan menentang kewajiban berkhatan (Galatia 2:1). Tetapi Titus tidak terpaksa untuk dikhatan - nyatalah hasil keyakinan hujah-hujah Paulus dan Barnabas menentang amalan berkhatan sebagai satu kewajiban untuk keselamatan.
Bukan saja rasul-rasul di kota Yerusalem setuju dengan Paulus dan Barnabas bahwa praktek berkhatan tidak perlu, tetapi sepertimana yang dikatakan oleh Paulus, mereka "berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan" (Galatia 2:9). Sekali lagi, simpati dan perpaduan di antara Barnabas dan Paulus timbul dengan jelas dan ia adalah nyata di kalangan gereja awal, kapan saja kaum Kristen di kota Yerusalem mengenang kembali Barnabas, mereka akan terus menyekutukanNya dengan Paulus.
Dalam Galatia bab 3, kami memiliki bukti lanjut sesungguhnya Barnabas adalah seorang Kristen di dalam semua hal dan bukan seorang yang membantahi agama Kristen sebagaimana cara pengarang Injil Barnabas. Paulus, yang bersedih karena orang Galatia menyangka perkara yang kecil seperti amalan berkhatan adalah satu kewajiban untuk keselamatan mereka, dengan terbuka menegur mereka karena hilangnya pandangan mereka mengenai kemewahan dan keseluruhan kerja yang dilakukan Hazrat Isa sendiri melalui kematiannya di atas salib, yang menjadikan penyelamatan satu realiti ke kaum manusia. Paulus menegur mereka dengan kata-kata berikut, yang nyata menunjukkan pesanan yang terkandung di dalamnya:
Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempersona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depan mu? (Galatia 3:1)
Kita harus bertanya: siapakah yang mengatakan "Yesus Kristus sebagai disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depan mu" di hadapan orang-orang Galatia? Siapakah yang pertama kali berbicara kepada mereka Injil Yesus? Paulus dan Barnabas! Jadi dari surat ini kita ada bukti lanjut yang konkrit bahwa Barnabas justru memperjuangkan Injil yang Paulus beritakan. Memang Barnabas tidak hanya seorang rasul Kristen yang benar tetapi dalam persaudaraan Kristian telah memilih Paulus sebagai teman eratnya. Oleh itu, rasul Barnabas bukanlah penulis Injil Barnabas.
Perpaduan di dalam misi dan tujuan Paulus dan Barnabas akhirnya dijelaskan dengan teliti dengan ringkasan aktivitas mereka seperti berikut:
"Penganut-penganut agama Yahudi yang takut kepada Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua orang rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah (Kisah Para Rasul 13:43) ... Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata (13:46) ... Orang-orang Yahudi menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas (13:50) ... Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe (14:20) ... Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka (15:2) ... lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain (15:12) ... Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil hasil untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas (15:22) ... Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena name Tuhan kita Yesus Kristus (15:26 ) ... Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan menberitakan firman Tuhan (15:35) ".
Ada perbedaan yang begitu signifikan di antara Barnabas yang asli, yang telah memilih Paulus sebagai sahabatnya di dalam semua hal yang disebutkan tadi, dengan penulis samaran Injil Barnabas yang menentang Paulus dan ajarannya. Kami tidak dapat membuat keputusan lain mengenai Injil Barnabas melainkan menggelarkannya sebagai satu kepalsuan. Ini bukan ditulis oleh Barnabas tetapi ditulis oleh seorang yang melakukan kesalahan nyata dalam tipu-muslihatnya dengan memilih nama teman karib Paulus sebagai pengarang kitabnya.
Ada dua hal dari isi Injil Barnabas yang juga menunjukkan bahwa penulis itu bukan rasul Barnabas yang sebenar. Pertama, kitab ini selalu membuat Hazrat Isa menafikan yang dia adalah Al-Masih, akan tetapi kitab ini juga selalu mamanggil Hazrat Isa dengan gelar "Kristus" (ms 2). Siapa yang tahu sedikit tentang bahasa Yunani akan tahu bahwa "Kristus" adalah terjemahan "Al-Masih" dan "Yesus Kristus" adalah "Iesous Kristus" dalam bahasa Yunani yang berarti "Hazrat Yesus Kristus". Perselisihan yang begitu senang dilihat di dalam Injil Barnabas juga membuktikan bahwa pengarangnya bukan Barnabas yang asli. Barnabas berasal dari kepulauan Siprus di mana bahasa Yunani adalah bahasa lingua franca, dan bahasa Yunani adalah bahasa percakapan Barnabas pada masa itu. Barnabas yang asli tidak akan membuat kesalahan tersebut sehingga memanggil Hazrat Isa sebagai Kristus dan menafikan dia sebagai Al-Masih!
Kedua, penulis Injil Barnabas memilih untuk tidak mengetahui mengenai pelayanan Yohanes Pembaptis (Yahya) di dalam kitabnya tetapi telah memalingkan kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Hazrat Isa sehingga menjadi kesaksian Hazrat Isa mengenai Muhammad. Apakah Hazrat Isa meramalkan kedatangan Muhammad atau tidak bukannya masalah di sini. Apa yang nyata bagi siapa yang pernah membaca mengenai kehidupan Hazrat Isa di dalam Al-Kitab adalah, penulis Injil Barnabas mencoba membuat Hazrat Isa sebagai bentara kedatangan Muhammad di dalam tempat Yohanes Pembaptis yang menjadi bentara kedatangan Hazrat Isa. Untuk membuat demikian, pengarang Injil Barnabas telah menggantikan Yohanes Pembaptis dengan Hazrat Isa dan membuat Hazrat Isa berkata mengenai Muhammad apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis mengenai Hazrat Isa!
Memang penulis Injil Barnabas terpaksa melangkaukan orang dan pelayanan Yohanes Pembaptis dari kitabnya. Akan tetapi kisah yang tercatat di dalam Al-Kitab (Matius pasal 3, Yohanes fasal 1 dan 3) dan Alquran (Surah 3:39) mengenai pelayanan Yohanes Pembaptis sebagai bentara Hazrat Isa amat jelas dan nyata. Kedua kisah itu membongkar tipu muslihat pengarang Injil Barnabas. Sangat jelas bahwa Barnabas yang asli, yang dikatakan sebagai "orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman" (Kisah Para Rasul 11:24) sepanjang hayatnya tidak berupaya membuat kepalsuan dan mengatakannya sebagai kebenaran.
Kami menyimpulkan adanya banyak bukti-bukti yang kuat bahwa Barnabas yang asli memang bukan penulis Injil Barnabas yang tersebar luas dewasa ini di dalam dunia Islam. Marilah kita sekarang menyelidiki bukti-bukti yang ada di dalam Injil Barnabas untuk meneliti apakah kitab ini memiliki kredibilitas, atau apakah ia bukan sebenarnya kepalsuan jelas yang sengaja disebarkan di perantaraan dunia kaum Muslim sebagai layanan kepada Iblis dan pengaruhnya.
2. Bukti tentang asal-usulnya dari abad pertengahan
Kami menemukan banyak bukti di dalam Injil Barnabas yang menunjukkan ia gubahan saat Abad Pertengahan - beberapa kurun setelah Hazrat Isa dan Muhammad.
a) Hari Raya Yobel
Pada zaman Musa, Allah firmankan bangsa Yahudi merayakan Hari Raya Yobel dua kali dalam satu abad:
Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu (Imamat 25:11)
Berabad-abad firman ini dipatuhi dan gereja Roma Katolik telah mengambilnya ke dalam iman Kristen. Pada sekitar 1300 AD Paus Boniface ke delapan menitahkan supaya pesta Yobel disambut setiap seratus tahun.Setelah kematian Boniface, Paus Clemens ke enam menitahkan pada 1343 AD bahwa Hari Raya Yobel patut disambut pada tahun ke lima puluh, sepertimana yang dipatuhi oleh bangsa Yahudi saat zaman nabi Musa.Sekarang mari kita perhatikan apa yang Hazrat Isa didakwa telah katakan di dalam Injil Barnabas:
"Setelah itu Allah akan disembah di seluruh dunia, rahmat diterima, sepertimana tahun Yobel, yang sekarang datang sekali seratus tahun, akan Al-Masih kurangi menjadi setahun sekali di merata tempat" (Injil Barnabas ms104)
Hanya satu solusi yang dapat menjelaskan perselisihan ini. Pengarang Injil Barnabas hanya dapat menulis Hazrat Isa sebagai berkata demikian jika dia tahu akan titah Paus Boniface. Tetapi bagaimana dia tahu mengenai titah itu selain jika dia hidup pada atau setelah zaman Boniface? Ini adalah kesalahan zaman ( anachronisme) yang nyata dan terpaksalah kita menyimpulkan bahwa Injil Barnabas ditulis selambat-lambatnya dalam abad ke 14 Masehi.
Ini juga berarti bahwa Injil Barnabas dikarang setidaknya 700 tahun setelah zaman Muhammad dan inilah yang menyebabkannya tanpa nilai sejarah pun. Walaupun Injil Barnabas kerap membuat Hazrat Isa meramal kedatangan Muhammad dengan menyebut namanya (karena inilah kitab ini menjadi paling laku di dunia Islam hari ini), tetapi karena ia ditulis setelah kematian Muhammad, "ramalan-ramalan" ini tidak berguna langsung.Memang Injil Barnabas berisi banyak diskusi dan adat yang berbau ajaran Islam yang dasar - semua ini tidak bernilai langsung karena ia ditulis sekurangnya-kurangnya 700 tahun setelah kedatangan Islam.
Ramalan yang ditulis ratusan tahun setelah hal itu terjadi tidak berarti dan tidak bernilai, seperti ramalan cuaca untuk hari yang lalu. Kami menyimpulkan, dari ayat mengenai Hari Raya Yobel bahwa Injil Barnabas dikarang tidak awal dari abad ke-14 Masehi. Mari kita terus menyelidik bukti selanjutnya yang menunjukkan keasalannya dari Abad Pertengahan.
b) Kutipan dari karya Dante
Dante adalah seorang berbangsa Italia, yang hidup pada zaman Paus Boniface dan telah menulis "Divina Comedia" yang terkenal pada abad ke-14. Buku itu adalah cerita fantasi mengenai neraka, akraf dan surga menurut kepercayaan gereja Roma Katolik pada zaman itu.
Dalam Injil Barnabas, Hazrat Isa ditulis sebagai berkata mengenai nabi-nabi lalu:
"Dengan kondisi siap-siap dan riang mereka menempuh maut, supaya tidak berdosa kepada hukum Allah yang diberikan kepada Musa hambaNya dengan melayani tuhan-tuhan palsu yang berbohong" (Injil Barnabas ms27)
Ada beberapa sebutan "tuhan-tuhan palsu yang berbohong" lain yang ditemukan dalam Injil Barnabas juga. Pada satu tempat, Hazrat Isa sekali lagi dibayangkan menggunakan sebutan ini (id 99) dan di tempat lain, penulis telah membayangkan Herodias sebagai melayani "tuhan-tuhan palsu yang berbohong" (ms 267). Namun sebutan ini tidak terjumpa di dalam Al-Kitab maupun Alquran. Apa yang menarik adalah ungkapan itu bulat-bulat dari karya Dante! Kebanyakan cerita neraka di dalam Injil Barnabas (ms 76-77) adalah kenangan kepada yang terdapat di dalam karya Inferno Dante.
Begitu juga sebutan "raging hunger" (rabbiosa fame) adalah bayangan kepada kanto pertama di dalam karya Inferno Dante. Keduanya menceritakan tentang "lingkaran-lingkaran neraka" dan penulis Injil Barnabas juga membuat Hazrat Isa berkata kepada Petrus:
"Tahulah engkau bahwa neraka itu satu, tetapi adanya tujuh bulatan satu di bawah yang satu lagi. Jadi, seperti ada tujuh jenis dosa, karena Iblis telah menjadi tujuh pintu neraka: begitu juga ada tujuh jenis hukuman di dalamnya" (Injil Barnabas ms171)
Inilah sebutan bulat-bulat yang terdapat di dalam kanto-kanto kelima dan keenam karya Dante. Kami dapat menyebutkan banyak contoh lagi tetapi oleh karena batasan ruang kami hanya rela memberi bukti-bukti lain yang menunjukkan penulisan Injil Barnabas saat Abad Pertengahan. Satu ungkapan yang penting harus dikatakan, karena dalam kasus ini Injil Barnabas setuju dengan Dante tetapi berlawanan dengan ajaran Alquran. Kita baca di dalam Alquran bahwa ada tujuh langit:
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Surah 2:29
Sebaliknya kita baca di dalam Injil Barnabas bahwa terdapat sembilan langit dan Firdaus itu seperti Empyrean yang diceritakan Dante - adalah di langit ke-sepuluh di atas sembilan langit-langit itu. Pengarang Injil Barnabas membuat Hazrat Isa berkata:
Firdaus itu hebatnya, tiada yang dapat mengukurnya. Sesungguhnya aku memberitahu kamu bahwa langit itu sembilan kesemuanya ... Aku berkata kepadamu bahwa Firdaus itu lebih hebat dari gabungan bumi dan semua langit sama sekali. (Injil Barnabas ms 203)
Nyatalah penulis Injil Barnabas mengetahui tentang karya Dante dan tidak ragu memetik darinya. Memang bukti ini menunjukkan kitab ini ditulis ratusan tahun setelah zaman Hazrat Isa dan Muhammad. Sesungguhnya Injil Barnabas adalah satu kepalsuan yang tidak bernilai dan harus ditolak oleh semua kaum Muslim yang percaya di dalam hati mereka bahwa kepalsuan itu tidak harus dicampuraduk dengan kebenaran.
c) Suasana Zaman Pertengahan Injil Barnabas
Pengarang Injil Barnabas menuntut dia berada di sisi Hazrat Isa pada keseluruhan pelayanannya, dan oleh itu pengarang telah menziarahi tanah Palestina saat Hazrat Isa berada bersama Bani Israil selama tiga tahun. Oleh itu, kita harus memperhatikan kondisi Palestina pada zaman Hazrat Isa di dalam Injil Barnabas - sepertimana yang kita dapat lihat di dalam keempat-empat kitab Injil Kristen yang asli. Tetapi kami bertemu dengan kondisi yang membelotkan suasana abad pertengahan Eropa Barat di dalam Injil Barnabas:
"Lihatlah betapa indahnya dunia dalam musim panas, saat semua benda berbuah. Petani, mabuk dengan keriangan karena tibanya musim menuai, memenuhi lembah dan gunung dengan nyanyiannya, karena dia sangat menyukai kerjanya" (Injil Barnabas ms 217)
Ini adalah deskripsi negara Spanyol atau Italia pada musim panas tetapi pasti bukan Palestina di mana hujan turun pada musim dingin dan padangnya kering pada musim panas. Namun, bercocok tanam di Palestina adalah selalu susah dan membutuhkan usaha yang keras dan kebanyakan kawasan luar bandarnya kosong dan tidak berumput. Kami heran, tanah ini pada musim panasnya dapat dijadikan sebagai contoh suasana Firdaus yang menyenangkan. Memang Hazrat Isa telah dikatakan sebagai memberi percakapan itu kepada pengikut-pengikutnya di area gurun yang terletak di seberang Yordan (Injil Barnabas ms 211), tempat di mana tidak ada efek padang rumput yang menghijau seperti yang telah diklaim.
Sekali lagi kita baca di Injil Barnabas bahwa Martha, kakaknya Maryam dan abangnya Lazarus adalah tuan punya dua kota yaitu Magdala dan Betani. Kepunyaan begini hanya ditemukan pada sistem feodal Eropa Abad Pertengahan dan bukan pada zaman Hazrat Isa.
Error anachronisme begini membantahi keaslian Injil Barnabas. Memang tepat jika disangkakan bahwa itu karangan seorang Muslim pada Abad Pertengahan, yang telah terbantut dan gagal dalam usahanya membuktikan kerusakan Injil asli di dalam Al-Kitab, lalu dia menulis injil yang palsu dan menyatakannya sebagai injil benar! Satu contoh lagi yang memperlihatkan lingkungan abad pertengahan kitab ini adalah referensi ke tong-tong arak (ms 196), karena arak disimpan dalam kantong kulit pada zaman Hazrat Isa dan tong kayu digunakan pada abad pertengahan.
Maka, meskipun penulis Injil Barnabas menunjukkan di dalam kitabnya bahwa dia berpengetahuan jitu mengenai struktur sosial Zaman Pertengahan, pada waktu yang sama dia juga membongkar kejahilannya mengenai tanah Palestina yang harus dijelajahnya selama tiga tahun sebagai pengikut Hazrat Isa! Dia menulis:
"Setelah tiba di kota Nazaret, kelasi-kelasi menyebar ke seluruh kota itu semua yang dilakukan Hazrat Isa ...." (Injil Barnabas ms 23)
Nazaret dikatakan sebagai kota pelabuhan di pesisir danau Galilea. Setelah ini kita membaca bahwa Hazrat Isa "naik ke Kapernaum" (ms23) dari Nazaret, seolah-olah Kapernaum terletak di tepi bukit yang dekat laut Galilea. Fakta penulis salah karena Kapernaum adalah kota di pesisir pantai dan Nazaret terletak di atas bukit (sehinggalah ke hari ini), bukan sebaliknya. Bukti ini juga menunjukkan bahwa penulis Injil Barnabas tinggal di Eropa saat Abad Pertengahan dan bukan Palestina saat zaman Hazrat Isa.
3. Bukti-bukti lain yang menentang ketulenannya.
Pertama, kitab ini selalu membuat Hazrat Isa menafikan dialah Al-Masih, sebaliknya mengatakan bahwa Muhammad yang menjadi Al-Masih. Tema ini berkekalan dan berulang dalam Injil Barnabas. Dua petikan menunjukkan bahwa bukan saja Hazrat Isa menafikan dirinya sebagai Al-Masih, tetapi berbicara bahwa Muhammad itulah Al-Masih:
"Hazrat Isa mengaku dan berkata benar: Saya bukan Al-Masih ... saya sememangnya telah dikirim ke rumah Israel sebagai nabi penyelamat; tetapi setelah saya akan datangnya Al-Masih" (Injil Barnabas ms 54, 104)
Kutipan-kutipan lain di dalam Injil Barnabas berisi penyangkalan-penyangkalan yang seperti. Nyata bahwa salah satu tujuan utama kitab ini adalah untuk mengatur Muhammad sebagai Al-Masih dan menundukkan Hazrat Isa kepadanya dari segi kuasa dan kemuliaan. Akan tetapi penulis kitab ini sudah keterlaluan dalam semangatnya untuk perjuangan Islam. Alquran sering dengan jelas menyatakan bahwa Hazrat Isa adalah Al-Masih dan mengesahkan ajaran sebenar Hazrat Isa mengenai dirinya sebagai Al-Masih (Yohanes 4:26, Matius 16:20). Satu kutipan dari Alquran adalah memadai untuk membuktikan ini:
... Ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dari-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan, (Surah 3:45)
Adalah jelas Injil Barnabas sebagai "Injil Islam" yang ideal, memperkenalkan kehidupan Hazrat Isa seperti yang dicatat dalam Alquran dan bukan seperti Tuhan Isa Kristus dalam Injil orang Kristen. Tetapi oleh karena Injil Barnabas kerap bertentangan dengan Alquran dan Al-Kitab dalam hal Al-Masih Isa, kitab ini harus ditolak sebagai satu kebenaran oleh kedua orang Muslim dan Kristen. Karena Injil Barnabas adalah palsu, maka tiada tempat untuk usaha menemukannya dengan Alquran atau Al-Kitab.
Kedua, orang Romawi telah dikatakan sebagai menghasut orang Yahudi mengenai sifat sebenar Isa sehingga mencapai tahap di mana "seluruh Yudea telah bersenjata" (ms 115), tersedia berjuang untuk atau bertentangan kepada kepercayaan-kepercayaan yang disebar di kalangan mereka mengenai Isa. Akibatnya, enam ratus ribu orang dikatakan telah berkumpul untuk berperang - dua ratus ribu orang untuk setiap kepercayaan yaitu kepercayaan bahwa dia Allah, kepercayaan dia itu Anak Allah, dan kepercayaan dia cuma seorang rasul; semuanya siap perjuangan tiga hala di mana setiap pihak berperang dengan dua pihak lainnya pada waktu yang sama!
Kisah ini mengungkapkan kedongengan dan kekhayalan dalam kenyataan-kenyataannya yang berlebih-lebih mengenai jumlah tentara yang berkumpul untuk berperang. (Si penulis sering mempublikasikan fakta-fakta dan angka-angka di dalam kitabnya dalam usahanya menciptakan efek yang menakjubkan ke atas pembaca-pembacanya). Di manakah orang Yahudi dapat mencari enam ratus ribu pedang dengan begitu tiba-tiba? Ini karena pada saat itu orang Romawi bukan saja telah menindas malah telah menghalang pembikinan senjata-senjata perang oleh negara ini! Dari berperang sesama sendiri, lebih baik angkatan yang besar ini menghalau orang Rom dari tanah Palestina dengan mudah sekali. Ini adalah karena jumlah tentara Romawi di seluruh dunia ketika itu hanya separuh dari angkatan ini. Hanya satu garisen yang menguasai Yudea dan sejarah sekular tidak tahu mengenai persediaan yang besar untuk satu pertandingan tiga arah yang melibatkan begitu banyak orangnya.
Selain itu, Injil Barnabas juga mengusulkan bahwa Pilatus, Herodias dan Kayafas telah berusaha keras untuk mencegah argumentasi yang besar itu. Kami menemukan ini sulit dipercaya. Jika benar orang Yahudi berjumlah enam ratus ribu orang, Pilatus sudah tentu gembira melihat mereka membunuh satu sama sendiri dalam pertandingan tiga hala!
Injil Barnabas juga jelas bertentangan dengan Alquran mengenai kelahiran Hazrat Isa:
Anak dara dikepung oleh terang yang kuat dan melahirkan anaknya tanpa kesakitan (Injil Barnabas ms 5)
Ini adalah perulangan kepercayaan Roma Katolik pada abad pertengahan. Terang yang kuat dan kelahiran tanpa kesakitan adalah kepercayaan gereja-gereja Eropa pada abad pertengahan. Tidak ada keterangan seperti ini di dalam Al-Kitab, tetapi Alquran bertentangan dengan Injil Barnabas:
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Surah 19:23)
Karena Injil Barnabas mengklaim sebagai kisah kehidupan Hazrat Isa yang ditulis oleh seorang pengikutnya, dan karena ia telah dikarang untuk bersinkroni dengan Alquran dalam konsepnya bahwa Hazrat Isa adalah seorang nabi Islam, dunia Muslim tidak ragu-ragu mengatakan kitab ini sebagai "Injil benar ". Tetapi kami terpaksa bertanya bagaimanakah kitab ini dapat benar di dalam pandangan orang Islam jika bertentangan dengan Alquran yang dipercaya orang Islam sebagai kalimat Allah?
Di dalam Injil Barnabas, kami membaca bahwa Pilatus adalah gubernur Yudea ketika kelahiran Isa (ms 4) dan juga ketika pelayannya tiga puluh tahun kemudian. Palestina adalah satu-satunya area yang bermasalah ke orang Romawi dan tidak ada seorang gubernur yang dikirim ke sana untuk waktu yang lama - lebih-lebih lagi untuk tiga puluh tahun. Kami tahu dari sejarah bahwa dalam setiap keadaan pun Pilatus hanya dilantik sebagai Gubernur pada tahun 27 setelah Masehi - lebih dari satu generasi setelah kelahiran Isa. Ini adalah satu lagi Faux pas - satu antara banyak yang terkandung di dalam lembaran-lembaran Injil palsu ini.
Satu kontradiksi lagi di antara Injil Barnabas dengan Alquran adalah tentang akhirat. Menurut Injil Barnabas, pada hari ketiga belas dari satu kemuncak lima belas hari yang akan menuju ke kiamat, "langit akan digulungkan seperti sebuah kitab, dan hujan api akan turun, supaya semua benda hidup akan mati" (ms70). Tetapi Alquran berkata:
Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua) pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu memiliki urusan yang cukup menyibukkannya. ... (Surah 80:33-37)
Ini satu perselisihan yang nyata. Injil Barnabas menyatakan semua akan mati dua hari sebelum hari kiamat tetapi Quran berkata ada yang masih hidup saat terompet dibunyikan dari langit. Kaum Muslim harus memilih di antara Quran dan Injil Barnabas - tiada siapa dapat percaya bahwa Injil Barnabas adalah akuan tepat mengenai hidup Hazrat Isa jika dia percaya Alquran itu kalimat Allah.
Lebih-lebih lagi, menurut Injil Barnabas semua malaikat akan mati pada hari kiamat (ms70) tetapi Al-Quran tidak berkata begitu malah menunjukkan bahwa delapan malaikat akan memikul takhta Tuhan pada hari kiamat (Surah 69:17) Kaum Muslim dan Kristen yang percaya terhadap kitab masing-masing harus menolak Injil Barnabas karena itu penulisan kacukan yang tiada nilai agama maupun sastra.
Kami dapat berkelanjutan dengan bukti-bukti lain mengenai kepalsuan kitab ini, tetapi bukti-bukti yang telah didepankan adalah cukup untuk membuka mata kaum Muslim bahwa Injil Barnabas memang tidak menampilkan bukti-bukti yang kuat kepada mereka tentang kehidupan Hazrat Isa. Minat kaum Muslim terhadap kitab ini dapat dipahami tetapi demi kebenaran, kaum Muslim patut mengakui bahwa kitab ini bukan kontemporari dengan kehidupan Hazrat Isa di dalam Alquran, tetapi adalah satu kepalsuan semata-mata yang nyata. Kitab ini akan memperburuk nama agama Islam jika orang yang degil dan bodoh terus menyebarkannya sebagai kisah benar kehidupan dan ajaran Hazrat Isa.
4. Siapakah penulis sebenar kitab yang palsu ini?
Hanya ada dua naskah (manuskrip) Injil Barnabas yang diketahui wujud sebelum penyalinan dibuat dari teks-teks yang ada ke kita. Edisi Italia terletak di dalam sebuah perpustakaan Vienna manakala serpihan-serpihan edisi Spanyol saja yang masih tinggal dewasa ini. George Sale dalam ulasannya mengenai Injil Barnabas di dalam "Preliminary Discourse to the Koran" dan juga di dalam satu mukadimah ringkas di dalam bukunya, menulis mengenai satu edisi sepanyol yang lengkap yang dilihat dengan matanya sendiri. Rupa-rupanya, edisi Spanyol itulah yang mungkin asli. Di dalam pendahuluan kepada edisi yang kita gunakan ini, dakwaan telah dibuat bahwa itu terjemahan edisi Italia tetapi kesalahan ejaan yang banyak di dalam edisi Italia - satu hal biasa untuk penulis yang menggunakan bahasa Italia sebagai bahasa kedua - jelas menunjukkan bahwa pengarangnya lebih senang di Spanyol dibandingkan dengan di Italia. Namun, ini tidak mencegah kemungkinan adanya seorang dari Spanyol yang telah mencoba mengarang satu kitab asli dalam bahasa Italia. Kemungkinan ini dijadikan lebih realistis berdasarkan dua pertimbangan.
Pertama sekali, oleh karena pengarangnya kerap menggunakan petikan-petikan dari Vulgate (terjemahan Al-Kitab dalam bahasa Latin) dan meminjam kebanyakan kisah-kisahnya dari Al-Kitab, dia mungkin telah menemukan lebih senang menggunakan bahasa Italia sebagai bahasa perantaraan untuk karangannya yang jahat .
Kedua, dia mungkin berpendapat bahwa kitabnya itu akan terlihat lebih asli jika ditulis dalam bahasa Italia. Perbuatan ini mungkin akan mendukung pengenalan edisi Spanyol karena telah didakwa bahwa awalnya Injil Barnabas disembunyi di dalam perpustakaan Paus sebelum ia ditemui di dalam keadaan yang dapat dipersoalkan. Ia dikatakan telah ditemukan seorang yang bernama Fra Marine yang setelah dibacanya kitab ini menganut pula agama Islam. Teks Italia mungkin telah ditulis untuk meningkatkan kredibilitas cerita ini - Pertama, jika 'Injil' ini telah muncul di Spanyol, adalah jauh lebih sesuai jika ia ditulis dalam bahasa asing di dalam negara yang dikatakan sebagai tempat asal-usulnya, dibandingkan dengan di dalam loghat lokal. Alternatif bahwa ia ditulis dalam dialek lokal mungkin akan menimbulkan keraguan terhadap asal sebenarnya - terutama jika edisi Italia tidak dapat dilihat lagi untuk mendukung klaim bahwa kitab yang asal datang dari Italia.
Namun ada beberapa sifat yang mengukuhkan pernyataan bahwa kitab ini dikarang oleh orang Spanyol di negara Spanyol, tidak kira bahasa apa yang digunakannya. Dalam Injil Barnabas Hazrat Isa dijadikan sebagai berkata:
"Barang siapa yang ingin mengubah dengan sekeping emas dia harus memiliki 60 mites (Injil Barnabas ms71)
Edisi Italia membagikan satu denarius emas kepada 60 minuti. Kepingan koin ini sebenarnya memiliki bau berasal dari Spanyol dan adalah dari periode sebelum zaman Islam-Visogothic. Oleh itu terbongkarlah latar belakang Spanyol di dalam Injil Barnabas.
Tiada siapa mengetahui penulis sebenarnya tetapi kita tahu dengan pasti bahwa dia memang bukan rasul Barnabas. Barangkali, penulis itu orang Muslim yang tinggal di Spanyol dan setelah menyaksikan penjajahan kembali negaranya oleh kuasa Kristian, memutuskan untuk membalas dendam dengan mengarang kitab ini di bawah nama Barnabas. Dia mungkin telah mengarang kitabnya di dalam skrip Italia untuk mempertahankan rupa yang seolah-olah asli tetapi pada waktu yang sama, mengarang (atau mengatur untuk terjemahan ke) dalam bahasa Spanyol untuk didistribusikan di dalam negaranya. Dia mungkin Fra Marine jahat yang terkenal atau Mustafa de Aranda seorang penterjemah; atau mungkin keduanya-menggunakan dua nama untuk tujuan sama yang diharapkannya melalui nama Barnabas sebagai pengarang kitabnya.
Apapun pernyataan Injil Barnabas mengenai dirinya sendiri, maupun dari aspek rupanya atau dari kehendak harapan dunia Islam tentang, penelitian umum mengenai kitab ini akan mengungkapkannya sebagai satu percobaan lemah untuk menyelaraskan karangannya mengenai kisah kehidupan Hazrat Isa dengan profil Hazrat Isa dalam Alquran dan tradisi Islam. Adalah lebih baik jika dunia Islam menolak kitab ini - karena sudah jelas itu satu kepalsuan.
BIBLIOGRAFI - BUKU-BUKU DAN ARTIKEL-ARTIKEL
Begum Aisha Bawany Wakf - The Gospel of Barnabas. (3rd Edition, dengan introduction). (Begum Aisha Bawany Wakf, Karachi, Pakistan, 1974).
Begum Aisha Bawany Wakf - The Gospel of Barnabas. (6th Edition, dengan appendix). (Bawany Islamic Literature Trust Ltd., Karachi, Pakistan, 1977).
Durrani, MH - Forgotten Gospel of St Barnabas. (International Islamic Publishers, Karachi, Pakistan. 1982).
Durrani, MH - In Defence of Gospel of St Barnabas. (Muslim Digest, April 1975, Durban, South Africa).
Gairdner, WHT and Abdul-Ahad, S - The Gospel of Barnabas - An Essay and Enquiry. (Henry Martyn Institute of Islamic Studies, Hyderabad, India, 1975).
Gilchrist, JD - The Gospel of Barnabas - Is this "The Amazing Truth''? Or is it a" Bare-faced Forgery "? (Jesus to the Muslims, Benoni, South Africa, 1976).
Jadeed, I - The Gospel of Barnabas: A False testimony. (The Good Way, Rikon, Swiss. 1980).
Kritzinger, JNJ - A Critical Study of the Gospel of Barnabas. (Benoni, South Africa, 1979).
Kritzinger, JNJ - The Gospel of Barnabas Carefully Examined. (Pretoria, South Africa, 1975).
Peerbhai, A - Missing Documents from Gospel of Barnabas. (IslamicInstitute, Durban, South Africa, 1967).
Peerbhai, A - World Seminar on the Gospel of Barnabas. (Al-Jihaad International Islamic Movement. Cape Town, South Africa, 1975).
Ragg, L and L - The Gospel of Barnabas. (Clarendon Press, Oxford, England, 1907).
Rahim, MA - The Gospel of Barnabas. (Qur'an Council of Pakistan, Karachi, Pakistan, 1973).
Slomp, J - Pseudo-Barnabas in the Context of Muslim-Christian Apologetics. (Christian Study Centre, Rawalpindi, Pakistan, 1974).
(Terjemahan karya John Gilchrist yang bertajuk "Origins and Sources of the Gospel of Barnabas")

No comments:

Post a Comment