Tuesday, June 21, 2011

Penindasan di Negeri Sendiri

by -Alfonsius JocoMartin P Siringoringo- on Tuesday, June 21, 2011 at 5:13pm


Ketika bangsa-bangsa lain saling bersatu dan gotong-royong untuk membangun dan memajukan bangsa mereka, ternyata masih ada sebagian bangsa yang masih tertidur atau sengaja di tidurkan(bangsa Indonesia) sehingga persatuan dan kesatuan yang di idam-idamkan berdasarkan Pancasila seolah-olah hanyalah angin lalu. Banyaknya bentrok antar golongan, antar SAR, antar wilayah, dan juga antar pejabat yang saling menjatuhkan. Kasus-kasus yang selalu menimpa bangsa ini yang belum selesai, kembali di tambahkan dengan kasus-kasus baru yang semakin memecahkan nilai-nilai yang selama ini di idam-idamkan bangsa Indonesia.

Penyelesaian masalah korupsi yang sampai saat ini masih belum terselesaikan meskipun sudah ada lembaga dan juga organisasi-organisasi yang menangani masalah tersebut, membuat seakan-akan sukarnya untuk mencapai kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah merdeka selama hampir 66 tahun. Orang-orang besar yang haus akan kekuasaan dan harta, semakin banyak dan merajai posisi-posisi strategis di pemerintahan ini. Orang-orang yang jujur, berdedikasi, dan berintegritas yang seharusnya layak dan kompeten memegang posisi tersebut, malah direndahkan dan dikucilkan baik oleh rekan kerja sendiri, atasan maupun lembaga tempat ia bekerja. Hal tersebut semakin membuat runtuhnya ketahanan pondasi bangsa ini, dimana ketika orang-orang yang tidak beriman dan lebih mengutamakan nafsunya saja mengatur, mengkoordinasikan, dan bahkan memimpin posisi-posisi strategis di dalam bangsa ini, akan semakin hancurlah negeri ini dan semakin tertindas pulalah rakyat-rakyat kecil yang merupakan bagian dari bangsa ini. Dimana hak-hak mereka akan semakin dikurangi dan bahkan dirampas secara tidak langsung melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat dengan tidak memikirkan kepentingan orang banyak. Begitu susahnya hidup yang di jalani orang rakyat tersebut saat ini, akan ditambahkan susah lagi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak memikirkan nasib mereka yang hidup dan makan seadanya. Tidak lah salah jika saya menamakannya penindasan di negeri sendiri.

Saya yakin, semua rakyat menginginkan terciptanya keamanan, keadilan, dan juga kesejahteraan yang setidaknya merata bagi masyarakat pinggiran. Rakyat juga sangatlah merindukan dan mendambakan sosok seorang pemimpin yang bijak, adil, tegas, rendah hati, dan tidak lupa akan nasib orang-orang yang ada di bawahnya untuk memimpin negeri ini. Saat ini, kita sebagai mahasiswa, sudahkan menerapkan dan mempraktekkan hal-hal tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, minimal buat orang yang ada di sekitar kita saja, seperti keluarga, teman, dsb. Mahasiswa yang secara tidak langsung merupakan penyambung lidah rakyat, dimana posisi kita berada di antara rakyat dan para pemimpin negeri ini, sudahkan kita memikirkan nasib bangsa kita ini ke depan sesuai dengan keahlian di bidang kita masing-masing? Janganlah menjadi mahasiswa yang apatis, yang tidak mau tahu, cuek, mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan keadaan yang ada di sekitarnya. Saatnya mahasiswa bangkit, generasi muda bersatu untuk membangun bangsa ini agar menjadi bangsa yang besar, sejahtera dan setidaknya di segani oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Persatuan itu sangatlah penting dalam suatu sistem, terutama dalam membangun bangsa kita tercinta ini.

Hidup Mahasiswa!!!

No comments:

Post a Comment