Wednesday, September 12, 2012

Oh Negeriku Tercinta


Penulis: Alfonsius JP Siringoringo


Lahir di negeri yang memiliki kekayaan alam tak terhingga dan pesona yang tiada habisnya adalah menjadi suatu kebanggaan bagi saya. Mengapa tidak, bangsa-bangsa dan orang-orang di luar sana pastilah sangat iri dengan semua yang dimiliki negeriku tercinta, mulai dari kekayaan alam dan kebudayaannya, maka tidak heran jika banyak bangsa di luar sana yang ingin memilikinya dengan cara-cara picik dan mengklaimnya sebagai kepunyaan mereka.

Siapa yang tidak kenal dengan Candi Borobudur? Bangunan yang telah mendunia ini merupakan salah satu bukti betapa majunya peradaban bangsaku di zaman itu. Mengapa saya berani mengatakannya, karena di zamannya tidak ada bangunan yang semegah Borobudur di dunia ini, benar kan? Saya membayangkan betapa majunya peradaban manusia saat itu yang bisa membangun bangunan seindah, sekokoh dan semegah Borobudur.

Namun sekarang, ketika saya beranjak dewasa, saya mulai bertanya-tanya tentang kebesaran bangsa ini. Peradaban bangsa ini jauh tertinggal dari bangsa-bangsa luar yang dulunya masih belum ada apanya dibanding bangsa ini.

Di saat negara-negara lain tengah bersatu untuk membangun dan memajukan negaranya, kita masih sibuk berkutat mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Ketika status negara berkembang berubah menjadi negara maju, para pemimpin kita masih sibuk untuk mempertahankan status kita sebagai negara besar yang berkembang. Ketika generasi muda sendiri sudah tidak peduli lagi dengan kebudayaannya, orang-orang luar malah berebut untuk belajar budaya kita bahkan ingin mengklaim apa yang bangsa kita punya.

Di tengah para pemimpin kita sibuk meributkan masalah paham, ideologi bahkan agama, mereka tidak tahu bahwa banyak aset dan milik bangsa yang telah hilang diambil oleh orang asing di luar sana. Rasa kekeluargaan, saling menghormati dan gotong-royong yang dulu diajarkan setiap hari di sekolah, sepertinya hanya teori belaka saja ketika kita masih menonton dan mendengar berbagai kasus pertengkaran, peperangan, tawuran dan kekerasan yang mengatasnamakan suku, agama maupun ras tertentu di berbagai daerah.

Sungguh ironis memang melihat kenyataan yang ada sekarang, dimana ketika Tuhan melalui para founding father kita telah memberi kemerdekaan dan mengaruniakan semua kekayaan kepada negeri kita, tetapi kita tidak bisa menjaga dan memelihara amanah tersebut dengan baik. Akankah ada suatu generasi yang peduli dan cinta terhadap negerinya sendiri bukan hanya dengan perkataan-perkataan manis di mulut saja, tetapi melalui perbuatan dan tindakan nyata mereka dalam membangun negeri yang sudah semakin terpuruk ini, walau sekecil apapun itu? Jangan putus asa dan berhenti berharap, mulailah dari diri sendiri, sekecil apapun aksi yang kau buat, akan membawa dampak yang positif bagi negeri ini untuk ke depannya, serta janganlah lupa untuk selalu berdoa dan andalkan Yang Maha Kuasa.

Kiranya Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.


si miskin dan si kaya

No comments:

Post a Comment