Memperingati Hari Pahlawan yang selalu bangsa kita rayakan setiap
tahunnya, memang suatu hal yang biasa di negeri ini. 10 November seolah-olah
sama keramatnya seperti 17 Agustus maupun 28 Oktober yang selalu kita rayakan. Tetapi
lain halnya dengan tujuan dan maksud dari peringatan hari kebanggaan Republik
ini.
Para pejuang yang berperang mengorbankan seluruh kekuatan dari dirinya
untuk mengusir para penjajah dan mempertahankan keutuhan Indonesia sebagai
negara yang merdeka, ternyata kurang direspon dan di apresiasi dengan baik oleh
bangsa kita sendiri. Setiap tetes keringat dan darah yang tercurah dari diri
para pejuang kita, telah memberikan makna dan arti bagi setiap perjuangan
bangsa ini dalam memperebutkan serta mempertahankan kemerdekaan. Satu impian
yang para pejuang kita harapkan hanyalah: agar anak-cucunya dapat hidup tenang,
sejahtera dan bersatu sebagai negara yang merdeka.
Para pejuang kita telah menitipkan bangsa ini terhadap generasi setelah
mereka, agar bangsa ini tetap bertahan sebagai negara yang merdeka, bebas dari
penjajahan bahkan menjadi negara yang besar dan makmur di mata dunia. Mereka memberikan
kepercayaannya bagi kita untuk melanjutkan perjuangan keras mereka.
Setelah 66 tahun merdeka, bangsa ini terus maju dan berkembang menyaingi
negara-negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman
dan lainnya. Meskipun di dalam proses dan perjalanan perkembangan bangsa ini
terdapat gonjang-ganjing dan kesemrawutan di dalam pemerintahannya, tetapi
sampai sekarang bangsa ini masih mampu bertahan dari permasalahan yang menimpa
negara-negara di dunia.
Perkembangan yang terlihat dari bangsa ini, ternyata tidak dirasakan
langsung buah manisnya oleh “para pejuang” kita yang telah rela berkorban
mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan bangsa kita hingga saat ini. Sangat
banyak pejuang yang telah gugur di medan perang, tetapi tidak sedikit juga yang
masih dapat bertahan selama perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Meskipun masih
ada yang dapat bertahan hidup hingga saat ini, terdapat pula yang hidup dengan
cacat fisik akibat perjuangan yang telah mereka lakukan dalam sejarah bangsa
ini.
Perjuangan yang telah mereka lakukan terhadap bangsa ini, ternyata tidak
semuanya ditanggap positif. Mengapa? Karena mereka dibiarkan begitu saja oleh
bangsa kita, tidak diurus dan diperhatikan, malah dibiarkan begitu saja
bagaikan cerita angin lalu yang berhembus. Apakah ini balasan yang sepatutnya
kita berikan bagi mereka? Dimana letak hati nurani generasi saat ini? Tidakkah Anda
sadar bahwa perbuatan yang kita lakukan ini telah melukai hati terdalam dari
para pejuang kita? Inikah balasan yang harus mereka terima, hanya sekedar
mendapat selembar kertas penghargaan dari negara tanpa adanya tindakan/respect
dari bangsa kita? Mereka pun hanya sekedar menyimpan kertas tersebut di dalam
lemari hingga berdebu atau pun hanya sebagai hiasan tembok rumah sederhana
mereka yang hampa. Begitu kejinya balasan yang harus mereka terima atas
perbuatan mulia yang telah mereka lakukan demi kesenangan dan kebahagiaan
anak-cucunya di masa yang akan datang.
Mereka sedih melihat perpecahan terhadap anak cucunya dan saling memusuhi
satu sama lain hanya karena ideologi-ideologi dari setan yang mengajarkan
kebencian dan permusuhan terhadap ketenteraman dan kesatuan umat manusia. Mereka
menangis melihat keadaan bangsa saat ini yang bobrok integritasnya, KKN
merajalela, banyaknya pulau-pulau yang lepas dari NKRI, serta dipecundanginya
bangsa ini oleh negara lainnya yang menyebut bangsa kita sebagai bangsa babu!
Dimana harga diri kita,hei generasi?
"Hei manusia, sadarlah engkau, mereka tidak butuh tanda jasa apalagi
selembar kertas yang tidak tahu untuk apa akan mereka gunakan. Mereka hanya
butuh perhatian dari kita. Mereka hanya ingin diperhatikan, itu saja, tidak
lebih!!!"
Belumkah kita sadar betapa sakitnya hati mereka ketika mereka masih
menanggung beban hidup yang berat ini tanpa adanya perhatian dari kita. Di masa
tua mereka pun, mereka masih tetap semangat untuk bekerja sebagai tukang becak,
jualan es, makanan tradisional, bahkan pengumpul rumput dan kayu untuk
kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Hanya ucapan syukur kepada sang Ilahi lah
yang mereka ucapkan ketika bisa makan sekali dalam satu hari. Nasib seperti
inikah yang harus selalu mereka tanggung setiap hari? Sungguh tak sebanding
dengan perjuangan yang telah mereka perbuat selama hidup mereka.
Senyum, tabah dan selalu bersyukur..... hanya itulah prinsip hidup yang
mereka pertahankan selama ini melihat sikap dan balasan dari bangsa yang telah
mereka bela dan perjuangkan. Sungguh mulia perbuatanmu Para Pahlawanku. Doa
yang selalu engkau titipkan kepada Sang Ilahi untuk memberkati bangsa ini,
sungguh tak ternilai harganya melebihi apapun.
No comments:
Post a Comment