Sunday, March 24, 2013

Keapatisan Mahasiswa Kristen terhadap Permasalahan Bangsa


Oleh: Alfonsius Siringoringo

GMKI - Ut Omnes Unum Sint

“Males ah ikut diskusi kaya gituan, apalagi tentang kebangsaan, ga ah...”
Kalimat di atas sepertinya semakin sering kita dengar dalam sikap dan pergaulan mahasiswa saat ini.  Sikap apatis tersebut merupakan sikap acuh tak acuh atau sering juga disebut dengan “masa bodoh” terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini sepertinya telah menjangkit setiap mahasiswa, terkhusus mahasiswa Kristen, dalam menyikapi permasalahan bangsa yang ada.

Jumlah mahasiswa Kristen saat ini memang hanya beberapa persen jika dibanding dengan keseluruhan mahasiswa yang ada di Indonesia. Namun, hal tersebut seharusnya bukan menjadi masalah dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian. Berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa Kristen sebagai bagian dari generasi penerus bangsa pun harus tanggap terhadap permasalahan bangsa saat ini.

Untuk mewujudkannya, maka terlebih dahulu harus diteliti mengapa mahasiswa Kristen semakin terjerat dalam perangkap sikap apatis. Salah satu penyebab utamanya adalah faktor status ekonomi keluarga yang sudah mapan. Ketika mahasiswa mapan tersebut telah berada di zona nyaman, maka akan sangat sukar baginya keluar dari zona tersebut untuk melihat serta memperhatikan keadaan di sekitarnya. Dengan keadaan tersebut pula, maka akan timbul sifat malas dari dalam dirinya.

Selain itu, dalam hal pergaulan dan adanya diskriminasi di kalangan mahasiswa, menyebabkan semakin meluas pula sikap apatis tersebut. Seperti halnya mahasiswa yang sering mengelompokkan dirinya menjadi eksklusif, individualistis serta tidak memperdulikan hal-hal di luar kelompok atau komunitasnya.

Kejadian tersebut sepertinya sudah menjadi rahasia umum, terutama di banyak Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta. Apabila fenomena tersebut biarkan, maka mahasiswa Kristen yang seharusnya turut ambil bagian dalam menyelesaikan permasalahan bangsa akan semakin terabaikan dan dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Permasalahan seperti banyaknya bentuk ketidakadilan dalam proses hukum, mafia tanah, ketimpangan sosial serta banyaknya peraturan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan, seharusnya dapat diselesaikan bersama oleh mahasiswa sebagai garda terdepan dalam membuat kebijakan di negeri ini.

Dari berbagai fenomena yang ada, peran mahasiswa Kristen di bumi pertiwi tentunya terlihat semakin tergerus apabila dibiarkan. Jika para orangtua pun semakin membatasi keaktifan anaknya semasa kuliah, maka akan semakin terkikis pula peran mahasiswa Kristen di tengah-tengah bangsa ini.

Oleh karenanya, setiap orang tua perlu memberikan kebebasan untuk aktif bagi anaknya, dalam arti kebebasan yang positif dan terkontrol. Namun sebelum memberikannya, hubungan komunikasi yang aktif dan berlanjut harus terus diterapkan demi menjaga kebebasan tersebut. Dan sebagai mahasiswa Kristen, kita harus mendatangkan Syalom Allah dimanapun kita berada, menjadi garam dan terang di tengah-tengah bangsa ini melalui perbuatan dan perkataan sehari-hari. UOUS

No comments:

Post a Comment